Rabu, 04 Agustus 2010

Yang Belum Terselesaikan Jua

Acara ngobrol-ngobrol teman lama terjadi kemaren, disalah satu grup pertemanan jejaring sosial. Dan kemarin itu, saya kembali diingatkan oleh seorang kawan tentang sebuah peribahasa, “Jutaan langkah kearah satu tujuan dimulai oleh satu langkah kecil ”.
Karena semua kawan-kawan adalah alumnus dari sebuah perguruan tinggi dengan sebagian besar bergelar Sarjana Pendidikan, dan sebagian besar pula sudah menjadi seorang guru, maka pembicaraan yang diselingi “panderan kada kakaruan” itu mengarah pada seputar permasalahan pendidikan dan suka dukanya menjadi seorang guru. Banyak masukan yang bisa saya tangkap dari pembicaraan itu, terutama keluhan teman-teman yang sudah mengajar, tentang ketertinggalan, baik sarana dan prasarana, maupun segi sumber daya manusia, dan daya tangkap anak-anak, ditempat dia mentransfer ilmunya kepada calon penerus nusa bangsa Indonesia raya.
Kita sadari, memang bukan tugas yang mudah untuk menjadi seorang guru, seorang pendidik yang punya tanggungjawab moril terhadap keberlangsungan pendidikan di negeri ini, dan sebagai ujung tombak sumber daya manusia Indonesia. Tapi, apa kita akan menyerah dengan segala keterbatasan itu.
Sekarang kita bersyukur program pemerintah wajib belajar 12 tahun bergulir, dan anak Indonesia bisa bersekolah gratis paling tidak sampai lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dan akhir tahun 2008 kemarin, Depdiknas melakukan terobosan dengan meluncurkan program Buku Sekolah Elektronik (BSE), dimana didalam websitenya, depdiknas membeli sekitar 250 hak cipta buku pelajaran dan juga memberikan keleluasaan pada siapa saja untuk mengakses buku pelajaran secara online tersebut, bahkan untuk mengcopy dan membajaknya sekalipun. Suatu terobosan yang patut diacungi jempol. Program ini akan sangat bermanfaat bagi guru untuk setidaknya, membandingkan materi pelajaran ditempat dia mengajar dengan materi yang notabene sudah standar disekolah-sekolah yang sudah maju, sehingga dia dapat mengadopsinya untuk disesuaikan dengan kemampuan siswa dimana dia bertugas. Disamping itu juga program ini sangat bermanfaat bagi orang tua dan anak sekolah dimana orang tua dan anak sekolah dapat mengakses buku sekolah elektronik ini, sehingga tidak usah risau lagi untuk membeli buku, karena harga buku sangat mahal. Dan mudah-mudahan pemerataan pendidikan bisa dicapai dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaut.
Informasi tentang program depdiknas ini sudah diketahui banyak orang lewat media televisi, akan tetapi masih banyak kawan-kawan yang bertugas didaerah terpencil yang belum bisa mengakses program ini secara langsung, karena memang belum adanya akses internet kewilayah tersebut atau memang keterbatasan pengetahuan mereka ( guru-guru) tentang dunia maya atau internet. Karena saya sendiri pernah menyaksikan pelatihan dasar komputer dikantor kami kepada guru-guru sekolah dasar. Ternyata masih banyak yang tidak bisa menyalakan computer. Bukan salah mereka, jangankan menghidupkan computer, sekolah mereka saja belum terjamah oleh PLN, bagaimana mereka bisa mengenal computer, apalagi disuruh main internet. Itu artinya, pemerataan pendidikan perlu disokong oleh pemerataan disegala aspek kehidupan yang lain juga.
Lantas, apa solusi terhadap problem pelik pemerataan mutu pendidikan di negeri ini? Salah satu di antaranya adalah harus ada kemauan politik yang sangat keras untuk membuat kebijakan pemerataan pendidikan yang berpihak pada rakyat. Murid-murid dari keluarga tidak mampu harus diprioritaskan untuk mendapatkan beasiswa. Hal ini menjadi salah satu alternatif yang lebih adil untuk memeratakan kesempatan belajar serta pemerataan mutu pendidikan. Juga, perlu ada political will dari semua pihak, terutama pemerintah dan legislatif, untuk melaksanakan program tersebut. Program itu harus dilakukan secara revolusioner, tidak boleh setengah hati.
Meningkatkan kualitas pendidikan tidak hanya melalui indentifikasi isu, tetapi mencakup keberanian membuat kebijakan progresif, inovatif, serta transformatif.
Apakah hal ini sudah cukup, saya rasa tidak. Selain pemerintah, guru atau tenaga pengajar juga merupakan bagian yang sangat penting guna mewujudkan pemerataan pendidikan. Kewajiban seorang guru sangat besar terhadap kemajuan pendidikan bangsa pada umumnya dan kemajuan anak didik dan sekolahnya pada khususnya.
Memang saya tahu, dan kita tahu bersama, masih begitu banyak kekurangan atau kalau boleh disebut kebobrokan sistem dari lembaga yang menaungi masalah pendidikan dinegeri ini (Kemdiknas), terutama di tingkat daerah dan perlu perbaikan atau malah revolusi sistem. Tapi tak ada kata tidak mungkin bagi seorang guru untuk membuat anak didiknya jadi pintar.